
Kendaraan Bermotor "KERETA SETAN" Pertama
Karena tidak ditarik oleh kuda atau hewan lainnya maka kedatangan sepeda motor pertama di Jawa membuat siapapun yang melihatnya menjadi tercengang dan terbengong-bengong. Orang lantas menamakannya "kereta setan". Kendaraan bermotor pertama di Jawa bukanlah mobil, melainkan sepeda motor. Orang pertama yang memilikinya adalah seorang Inggris bernama John C. Potter, seorang masinis pabrik gula di Umbul, dekat Probolinggo.
Sepeda motor Hildebrand Und Wolfmuller, model 1893, dengan bahan bakar naphta memerlukan waktu 20 menit untuk menyalakannya
Setelah melalui penyelidikan, diketahui, bahwa penemuan sepeda motor pertama di dunia ialah di Jerman pada tahun 1893. Perancangnya adalah Hildebrand dan Wolfmuller. Nama kedua orang ini kemudian di abadikan sebagai nama pabrik sepeda motor, yaitu Hildebrand Und Wolfmuller. Kedua orang tersebut yang adalah juga pemilik pabrik, pada suatu hari sangat terkejut ketika menerima pesanan dari John C. Potter di Probolinggo itu. Barangkali saja mereka kepayahan mencari letak kota di Jawa Timur itu pada petanya.
Sepeda motor Hildebrand Un Wolfmuller, adalah kendaraan bermotor yang dapa tidanggap ajaib, baik olleh orang masa kini lebih-lebih orang jaman dulu. Kendaran ini berjalan tanpa rantai, tanpa kopling, tanpa magnit, tanpa baterai dan tanpa seutas kabelpun. Peralatannya hanay berupa dua silinder horizontal dan dua tabung yang dipanaskan. Bahan bakarnya adalah bensin atau lebih tepat di katakan naphta (minyak bumi yang berwarna kuning). Lebih dahulu diperlukan waktu 20 menit sebelum dapa menjalankannya.
Sebutan kereta setan tambah populer setelah diadakan balap mobil lintas jawa 1911
Pada tahun 1932 bangkai kendaraan ini di temukan kembali, berceceran di pojok bengkel milik Potter. Berkat bantuan dari para ahli Angkatan Laut Belanda di Surabaya, akhirnya bangkai kendaraan yang berserakan dan berkarat ini berhasil di susun kembail sebahai barang antik yang beriwayat. sepeda motor milik Potter ini kemudian di tempatkan di kantor redaksi mingguan "De motor". Setelah itu ia dipindahkan ke museum lalu-lintas di Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar